Ilustrasi Perusahaan Go-Jek Sumber : twitter.com/oessella |
Hidup di mana teknologi seakan berkembang lebih cepat dari
perkembangan manusia itu sendiri tentu memiliki dampak positif dan negatif. Tak
mampu ditampik lagi bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat modern sangat
bergantung pada teknologi. Yang menjadi sangat umum dan familiar tekhusus bagi
masyarakat Indonesia saat ini salah satunya ialah Go-Jek. Suatu startup digital asli buah karya anak bangsa
yang bahkan sudah dikategorikan sebagai start up unicorn.
Apa sih sebenarnya yang dimaksud startup unicorn ? Sebagaimana dikutip dari tirto.id ,
unicorn merupakan gelar yang diberikan pada suatu startup yang memiliki nilai
valuasi ( nilai dari suatu startup, bukan sekedar pendanaan dari investor )
lebih dari US$1 miliar. Nilai yang sangat fantastis bagi suatu perusahaan
digital yang notabene-nya dulu dianggap sebelah mata di Indonesia.
Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor Go-Jek
Indonesia yang berada di bawah naungan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa untuk
melakukan ekspansi demi kemajuan perusahaan. Tentu yang sudah banyak kita
dengar lewat media massa, dimana akhir Juni kemarin Go-Jek Indonesia resmi
mendirikan perusahaan lokal dengan layanan serupa di 2 negara sekaligus, yakni
Vietnam dan Thailand. Adapun di Vietnam Go-Jek mengusung nama Go-Viet,
sedangkan di negeri Gajah Putih nama GET lah yang dipilih.
Gambar : Pengemudi Mitra Go-Viet Sumber : Facebook/GO-VIET |
Dikutip dari m.dream.co.id, CEO dan Founder Go-Jek, Nadiem Makarim, mengatakan pelucuran Go-Viet dan GET bertujuan untuk memberikan dampak positif terhadap masyarakat dengan mengombinasikan teknologi dan pengetahuan untuk kebutuhan konsumen. Dan tak main-main, US$500 juta ( Rp.7,07 triliun ) digelontorkan Go-Jek untuk kesuksesan ekspansinya. Dalam waktu dekat, Go-Jek juga telah melirik Singapura dan Filipina sebagai pasar baru yang nantinya juga akan dikembangkan.
Gambar : Ilustrasi Grab sebagai pesaing utama Go-Jek di Asia Tenggara Sumber : CNN Money |
Sebuah pencapaian luar biasa bagi anak bangsa, yang mampu
melihat tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat dan tentu
sebagai ajang pembuktian bahwa para pemuda yang katanya hanya terlena
dengan gadget-nya mampu berkontribusi
dan membawa nama harum bangsa.
Kini begitu pula tantangan ada di hadapan kita wahai
generasi muda, mampukah kita berbuat yang sama bahkan lebih diatas itu? Kita
nantikan bersama !
Comments
Post a Comment